Melihat Dari gambar Mata
Malam itu begitu tenang,semilir angin dingin musim hujan mengalir pelan
menemani seorang anak laki-laki yang sedang duduk tenang di balkon rumah
sederhana berlantai dua.
Anak laki-laki tinggi
itu nampak begitu serius namun tenang,memksa kuasnya untuk menari-nari
bebas,cipratan demi cipratan,goresan demi goresan dan beberapa spot-spot
kebebasan mulai kini tergambar di Kanvas yang sedang menatapnya.
Beberapa menit berlalu,tarian dan
goresan-goresan bebas yang ia muntahkan ke kanvas itu kini berhenti.
Senyum lebar bercampur kebangaan
puas penuh gairah itu kini nampak diwajahnya.
Diangkatnya lukisan
abstrak ekspreksif dan dibawanya pelan
masuk ke sebuah ruangan berukuran 4X5 m
itu,Lalu digantungnya lukisan itu didinding bersebelahan dengan lukisan yang
ukuranya nampak lebih besar.
Lukisan yang besar
yang hanya terdiri 2 warna untuk mengisi keluasan ruang yang kanvas itu
berikan,hanya 2 hanya hitam dan putih.
Tapi entah mangapa
lukisan hitam putih itu nampak lebih menarik dibanding belasan lukisan yang
terglantung menempel ditembok ruangan itu.
Dipandangnya lukisan
hitam putih itu dengan tenang namun tampak dalam,kini suasana kebangaan itu
mulai luntur seakan ada angin ingatan yang datang pelan menyapu rasa banga dan
bahagia yang sedari tadi menyelimuti suasana ruangan itu.
“Huuufh”ditariknya nafas panjang
yang berat lalu disentuhnya lukisan hotam putih bertekstur itu,kini pandanganya
beralih ke lukisan hitam putih itu meningalakan lukisan penuh warna yang
beberapa menit lalu membangakan baginya.
Kini senyum tipis
misterius mulai tergambar diwajahnya dan matanya yang sedari tadi menatapnya
seperti membawanya pergi jauh menaiki mesin waktu dan memutarkan masa
lalu,tanganya yang semakin penuh rasa merabah tekstur lukisan itu pelan semakin
membawa pikiranya pergi pelan.
Terasa Angin hangat sejuk awal musim
panas seakan meniupnya,membawanya kembali kemasa lalu disaat dirinya masih
menjadi laki-laki yang penuh keangkuhan,keraguan dan seorang pembangkang muda
yang suram tak jelas mimpi dan kelak akan menjaadi apa sebuah situasi yang
mungkin di alami setiap orang menuju proses pendewasaan diri.
Jogjakarta 25 Juli 2010
Tahun itu tahun dimana
ada banyak hal yang dibicarakan dan didengarkan,berawal dari tanggal itu
tanggal 25 dan dibulan itu bulan Juli lalu ditahun itu tahun 2010,4 tahun yang
lalu.
Saat itu adalah hari
ketigaku di Jogjakarta kota baru yang asing bagiku,dulu aku tinggal di kota
penuh keramaian dan penat akan rutinitas monoton yang terlihat dan terasa
membosankan.
Sore itu aku putuskan
untuk menghabiskan beberapa waktu soreku untuk sejenak bersepeda menyusuri
jalanan di malioboro hingga kakiku memutuskan untuk ku sekedar duduk dan
mengamati sembari mengoreskan pensilku diatas tebalnya Buku Sketku yang mulai
habis termakan karya.
Suasana yang begitu ramai namun
tenang dan nyaman,sebuah suasana yang sulit untuk digambarkan olehku,orang baru
yang baru menjejaki kota antik ini.
***
Sebuah buku tebal sudah terbuka
didepanya,tertulis huruf brael yang kini sudah mulai dengan tangan itu ia
jejaki.
Semakin jauh ia meraba
huruh yang kasap mata bagi kita itu semakin nampak senyum tipis di wajahnya.
Namanya Vena begitu
yang tertulis di pembatas buku yang tergeletak tepat dikananya disebelah
tongkat jalan yang nampak tak kena lelah menapaki jalanan.
“Vena..Vena..?!! “ Terdengar suara
teriakan yang cukup keras namun terdengar lembut.
“Ada apa kak,,..?” tanya Vena sambil
memalingkan wajahnya meuju sumber suara.
“Ven “sapanya sambil menepuk bahu
Vena dengan hangat, terlihat hubungan yang sangat harmonis dari 2 orang
tersebut.
“Ini suadah pukul
setengah lima katanya kamu mau jalan-jalan ke Depan Monumen.?”ingat perempuan
itu.
“oh Tentu..”balas Vena
kaget sembari mulai bergegas berdiri dengan tongkat berjalanya yang sudah
berada ditanganya.
“semuanya sudah
siap..?”Tanya Vena samba bingung mencari sesuatu
“Sudah semuanya sudah
ku masukan ke dalam mobil”kata perempuan itu sambil berjalan tepat dibelakang
Vena yang dengan semangatnya berjalan keluar dari kamar sederhana dengan
beberapa lukisan yang cukup membingungkan tapi memiliki feell yang sangat
tinggi,memiliki emosi yang sangat luas.
Kini
2 perempuan itu sudah duduk tenang didalam mobil yang mulai melaju pergi
meningalkan rumah mewah untuk golongan orang berada.